Jumat, 11 Desember 2009

Pengurus sekolah meningkatkan motivasi


1. menciptakan suasana yang menyenangkan adalah syarat mutlak yang diperlukan supaya anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.

2. Membuat anak senang belajar adalah jauh lebih penting daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.

3. Kenali tipe dominan cara belajar anak, apakah tipe auditori (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), visual (melihat) ataukah kinestetik (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.

4. Belajar dengan jeda waktu istirahat setiap 20 menit akan jauh lebih efektif dari pada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.

5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi sangat antusias dan semangat untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak sesuai dengan perkembangan anak. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.

Motivasi yang dilakukan oleh guru


1. Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi, anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tak terprogram, hanya karena selera, akan membosankan anak didik.

Oleh karena itu,ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik dan setrategi yang sestematis dan terencana.

2. Mengatahui Hasil

Mengatahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi belajar diketahui sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah menjadikan anak didik giat belajaruntuk memperbaikinya. Sikap seperti itu bisa terjadi bila anak didik merasa rugi mendapat prestasi belajar yang tidak sesuai dengan harapan.

3. Pujian

Ujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerjaan anak didik.

4. Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efiktif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pedekatan edukatif dimaksud di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran. Akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya dihari mendatang.

Tips bagi orang tua dan anak dalam meningkatkan motivasi belajar


Belajar dan membuat pekerjaan rumah memang merupakan bagian dari proses perkembangan diri anak, di mana anak berusaha untuk meluaskan dunianya. Disinilah orang tua harus berperan agar anak dapat berkembang dengan baik. Pendapat bahwa keberhasilan seseorang dalam studi ditentukan sejak ia masih di sekolah dasar adalah benar.
Pola belajar seseorang memang dibentuk saat ia masih duduk di tingkat sekolah dasar, sesuai dengan masanya ia mengalami perkembangan mental dan pembentukan karakternya. Di masa ini anak tidak hanya belajar tentang berhitung, membaca, atau menghafal pengetahuan umum saja, melainkan juga belajar tentang tanggung jawab, skala nilai moral, skala nilai prioritas dalam kegiatannya, dan juga soal kedisiplinan. Hal ini yang sering terlupakan, di mana kadang kala orang tua “terlalu ikut campur” dalam mengerjakan pekerjaan rumah anaknya. Malah sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak sedikit tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada anak, malah dikerjakan oleh orang tuanya. Kita harus ingat bahwa mengerjakan pekerjaan rumah bagi seorang anak, bukanlah sekedar menyalin atau memindahkan catatan ke buku pekerjaan rumah demi sebuah nilai yang bagus di buku. Apa yang hendak dicapai dengan memberikan pekerjaan rumah selain agar ia mengulang bahan pelajaran, adalah juga untuk mendidik anak agar ia bertanggung jawab terhadap suatu tugas, untuk melatih ia mengatur jadwal, dan melatih ia mengerjakan sesuatu sendiri.

Tips dalam membantu anak belajar dan membuat pekerjaan rumahnya :

  • Mulailah dengan mengajari anak untuk belajar dan membuat PR secara teratur, dan rutin. Sebisa mungkin dijadwalkan jam berapa anak harus belajar. Dengan demikian lama-kelamaan anak akan merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang memang seharusnya ia lakukan setiap hari, dan menjadi sebuah kebiasaan. Ini juga akan membantunya saat ulangan atau ujian, di mana ia tidak belajar terlalu berat lagi menjelang hari ujian, karena bahannya sudah ia cicil sebelumnya.
  • Tanamkanlah dalam diri anak bahwa kegiatan belajar adalah sesuatu yang perlu diprioritaskan dalam kegiatan sehari-hari. Jangan kacaukan jam belajar anak dengan acara-acara seperti berbelanja ke mall, atau malah mengajaknya bermain pada saat seharusnya ia belajar. Bila anak sejak kecil merasa bahwa acara belajarnya adalah suatu acara yang dianggap penting oleh orang tuanya, ia pun akan beranggapan bahwa belajar itu memang penting.
  • Perhatikanlah bagaimana si kecil belajar. Apakah ia belajar dengan senang hati ? Atau dengan ekspresi kesal dan frustrasi ? Sebagai orang tua harus tanggap, apa kira-kira yang si kecil rasakan saat ia belajar. Jika ia belajar dalam suasana hati yang senang, apa yang ia pelajari akan lebih melekat dalam dirinya dan ia juga tidak merasakan berbeban untuk belajar. Bila ia tampak kesal atau tidak senang saat ia belajar, cobalah cari apa penyebabnya. Apakah ia mengalami kesulitan berkonsentrasi ? Atau ia terganggu oleh sesuatu ? Di sini orang tua harus pandai-pandai membuat suasana hati si kecil gembira saat ia belajar.
  • Jika kita melihat anak kesulitan dalam mengerjakan PR-nya, jangan ragu untuk membantunya. Bantu dia, tetapi tetaplah ingat untuk tidak mengambil alih tugas itu dari anak. Carilah tahu apa yang menyebabkan ia kesulitan. Apakah pertanyaannya ia tidak pahami ? ataukah karena ia tak tahu harus mencari di mana jawaban pertanyaannya ? ataukah karena sebab – sebab lain ? Dari situ kita bisa menuntun anak untuk perlahan-lahan menyelesaikan tugasnya. Sekali lagi, biarkan ia yang mengerjakannya dengan bantuan orang tua, jangan malah orang tuanya atau kakaknya yang menyelesaikan tugasnya.
  • Pujilah usahanya dalam belajar dan membuat perkerjaan rumah, bukan cuma hasil akhirnya saja. Kadang kala anak sudah berusaha susah payah mengerjakan tugasnya, tetapi hasilnya tidak sempurna. Hal ini wajar. Sangat wajar sekali, justru memang itulah tujuan tugas itu diberikan, yaitu untuk mengasah ketrampilan anak.
  • Berilah pujian atau penghargaan pada anak atas usaha dan susah payahnya. Jika ia merasa bahwa usaha kerasnya itu dihargai, ia akan berusaha lebih baik lagi lain kali, dan ia juga tidak akan merasa bahwa usahanya itu sia-sia belaka.
  • Aturlah agar si kecil mempunyai tempat belajar yang cukup dan nyaman. Bila ia belum punya meja sendiri, ia dapat mengerjakannya di meja makan, sambil ditemani orang tuanya. Biasanya anak yang masih kecil dan masih lekat dengan ibunya, akan merasa senang bila saat ia belajar atau mengerjakan PR nya, berada tidak jauh dari ibunya. Ia akan merasa aman dan mudah jika perlu suatu bantuan dari ibunya sewaktu-waktu.
  • Sediakanlah alat tulis menulis yang ia perlukan. Sediakan pula buku-buku yang ia butuhkan. Jika anda tidak tahu apa saja yang ia perlukan, tanyakanlah padanya atau gurunya. Tanpa tersedianya alat tulis, kertas, dan buku-buku, anak akan kesusahan saat hendak mengerjakan pekerjaan rumahnya.
  • Ajarilah anak untuk membuat jadwal kegiatannya sehari-hari. Jadwal bisa berupa kolom-kolom kalender yang ditandai kapan ada ulangan atau ujian, kapan tugas harus dikumpulkan, dan lain sebagainya. Dengan adanya kalender kegiatan ini, baik anak maupun orang tua akan dapat melihat jadwal kegiatan dengan mudah dan cepat. Bila perlu sediakan pula papan tulis kecil atau white board untuk menulis pesan atau catatan kecil.
  • Biasakan pula anak untuk memiliki agenda sekolah. Banyak sekolah dasar memang sudah mewajibkan muridnya untuk memiliki agenda sekolah. Dengan membiasakan anak menulis agenda, secara tidak langsung membiasakan anak membuat perencanaan untuk kegiatan esok harinya, atau beberapa hari kemudian. Bagi anak yang masih SD, ada baiknya bila orang tua memeriksa agenda sekolahnya, untuk mengikuti dan memantau kegiatan belajar anak.
  • Ajak anak untuk menceritakan hari-harinya di sekolah. Biasakan anak sejak kecil untuk berbicara secara terbuka mengenai kegiatan sekolah kepada orang tua. Dengan menanyakan kegiatan di sekolahnya, anak akan merasa lebih diperhatikan, dan orang tua juga dapat memantau apa yang dialami si anak. Untuk mengajaknya bercerita, orang tua juga harus melihat situasi dan kondisi anak. Jangan ajak bicara soal ini saat anak sedang menonton acara TV kesayangannya, atau anak sedang hendak bermain dengan temannya. Anak akan malah merasa terganggu, dan kesal, dan anak akan menjawab sekenanya saja, agar cepat selesai. Gunakanlah saat – saat di mana anak juga dalam keadaan rileks, misalnya saat makan malam bersama.
  • Bila anak sedang belajar, usahakan agar tidak mengganggunya dengan cara tidak menghidupkan TV. Berikanlah suasana yang tenang bagi anak, sehingga perhatiannya tidak terganggu oleh siaran TV. Jika memang tetap hendak menyaksikan TV atau menonton video, usahakan agar suaranya tidak membuat anak terganggu atau teralih perhatiannya.
  • Ajari anak tentang cara belajar yang baik. Ajarilah ia cara membuat catatan yang rapi, dan bersih. Ajari ia cara membuat rangkuman dan catatan kecil bila ia mempelajari suatu buku, dan lain sebagainya. Bila anak diajar untuk memiliki pola belajar dengan cara yang baik dan efektif, kelak ia akan lebih mudah untuk belajar sendiri.
  • Hal yang sangat penting adalah komunikasi dengan anak. Jadikanlah diri kita sebagai orang tua dan pendengar bagi anak. Dengarkanlah dahulu apa yang dirasakan dan hendak dikatakan oleh anak. Jangan malah anak belum-belum sudah diberi nasehat bertubi-tubi tanpa memberinya kesempatan mengemukakan pikirannya. Jika ia mengutarakan sesuatu yang kurang sesuai dengan kemauan orang tua, jangan langsung dimarahi atau dicela. Ajaklah bicara baik-baik dan buat ia mengerti. Hal ini penting karena akan mengkondisikan anak untuk biasabicara terbuka dan tidak berbohong pada orang tua. Ia akan merasakan bahwa ia bisa bicara apa saja dengan orang tuanya. Selain itu penting juga untuk menunjukkan pada anak bahwa orang tuanya peduli padanya dan selalu bersedia membantu bila diperlukan.
  • Jika anak hendak belajar bersama temannya, dukunglah ia. Belajar bersama memang dapat membantu anak, baik dalam pelajarannya sendiri,maupun dalam perkembangan bersosialisasinya. Peran orang tua di sini adalah mengontrol apakah anak memang belajar bersama atau sekedar alasan saja untuk keluar rumah dan bermain dengan temannya. Langkah yang paling mudah untuk mengontrol anak tanpa membuatnya merasa dicurigai, adalah dengan menyediakan rumah kita sendiri sebagai tempat mereka belajar bersama. Dengan begitu, selain membuat kita bisa mengawasi apakah mereka memang belajar, juga sekaligus membuat kita bisa mengenal teman-teman si anak.
  • Kebanyakan sekolah, secara rutin mengadakan acara pertemuan antara orang tua murid dengan guru. Usahkanlah agar hadir, karena inilah kesempatan terbaik untuk bertemu guru anak kita. Kita dapat mendengar langsung dari pihak guru, bagaimana polah si anak di sekolah. Kita dapat mendiskusikan apa ada kesulitan belajar atau masalah yang di alami anak. Demikian juga saat pengambilan rapor. Kebanyakan SD dan SMP mewajibkan rapor diambil oleh orang tuanya . Ini juga merupakan kesempatan baik untuk bertemu dan berdiskusi dengan guru anak kita. Jadi…. Manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya.
  • Sebaliknya, dengarkan juga komentar anak tentang gurunya. Tidak jarang anak mengeluh tentang gurunya. Kadang anak mengeluh guru mengajar terlalu cepat, tidak jelas, terlalu galak, dan lain sebagainya. Jangan anggap sepele komentar-komentar itu. Carilah tahu apa yang dialami sebenarnya oleh anak, karena tidak jarang komentar itu muncul sebagai awal dari masalah belajar anak. Jika ternyata memang ada masalah,pertimbangkanlah untuk bertemu dengan guru anak kita, dan diskusikan dengannya. Akan tetapi harus diingat bahwa sebelum bertemu dengan guru si anak, tanyakan dahulu pada anak, bagaimana menurutnya. Hal ini penting, terutama pada usia anak yang sudah agak besar, kebanyakan mereka merasa malu dan terlalu dicampuri urusannya oleh orang tua, bila orang tua tiba-tiba menemui gurunya di sekolah. Setelah anak seharian berhadapan dengan gurunya di sekolah,jangan lagi kita yang seharusnya menjadi orang tuanya malah memposisikan diri sebagai guru lagi. Menjadi orang tua bagi anak bukan sekedar orangtua. Harus bisa sebagai guru. Tetapi bukan sekedar guru, melainkan juga pendidik, pengasuh, pelindung, penolong, sekaligus sahabat

Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar


Drs. Wasty Soemantoe (1984) mengatakan, bahwa guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi dalam bimbingan belajar murid. Dalam berbagai teknik, misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian, dan celaan telah diguinakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Adakalanya guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.


Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran pun tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat, sesuai dengan target yang dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai kondisi psikologis anak sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak sehingga gairah belajarnya menurun.

Fungsi Motivasi Dalam Belajar


Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak duduk dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah kemana. Sedikitpun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak tidak bergeming untuk mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak tidak mempunyai motivasi untukbelajar. Kemiskinan motivasi intrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak bisa ditunda-tunda. Guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi ekstrinsik. Sehingga dengan bantun itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.

Bila motivasi ekstrisik yang diberikan itu dapat membantu anak keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat diperankan dengan baik oleh guru. Peranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan langkah yang akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak. Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrisik berfungsi sama sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.

Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar


Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan aktivitas dalambelajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut.

1. Motivasi Sebagai Dasar Penggerak Yang Mendorong Aktivitas Belajar

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar tetapi belum termotivasi pasti belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar maka dia melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagi dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

2. Motivasi Intrinsic Lebih Utama Daripada Motivasi Ekstrinsik Dalam Belajar

Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru dan orang tua lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak. Tidak pernah ditemukan guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru dan orang tua supaya dia rajin belajar.

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah ketergantungan anak terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

Anak yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji-janji yang muluk-muluk pun anak rajin belajar sendiri. Perintah tidak diperlukan, karena tanpa diperintah anak sudah taat pada jadwal belajar yang dibuatnya sendiri.

3. Motivasi Berupa Pujian Lebiah Baik Dari pada Hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

4. Motivasi Dapat Memupuk Optimisme Dalam Belajar

Anak yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi dihari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan oleh guru bukan dihadapi dengan pesimisme, hati yang resah gelisah. Tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada anak yang lain membuka catatan ketika ulangan, dia tidak terpengaruh dan tetap tenang menjawab setiap soal dari awal hingga akhir waktu yang ditentukan.

5. Motivasi Melahirkan Prestasi Dalam Belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak. Anak menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.

faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang


Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?


Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:

  • · Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
  • · Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
  • · Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
  • · Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
  • · Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.